Budayakan 5s senyum,salam,sapa,sopan dan santun :)

Penerapan Budaya Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun

Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa guru merupakan salah satu pembentuk karakter peserta didk di sekolah. Banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam membentuk karakter peserta didik di sekolah salah satunya adalah dengan cara sederhana yaitu menerapkan budaya 5 S “Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun).
Budaya 5S adalah budaya untuk membiasakan diri agar selalu senyum, salam, sapa, sopan dan santun saat berinteraksi dengan orang lain. Budaya 5S ini terdiri dari:
1) SENYUM, menggarakkan sedikit raut muka serta bibir agar orang lain atau lawan bicara merasa nyeman melihat kita ketika berjumpa
2) SALAM, salam yang dilakukan dengan ketulusan mampu mencairkan suasana kaku, salam dalam hal ini bukan hanya berararti berjabat tangan saja, namun seperti megucapkan salam menurut agama dan kepercayaan masing-masing
3) SAPA, tegur sapa ramah yang kita ucapkan membuat suasana menjadi akrab dan hangat, sehingga lawan bicara kita merasa hargai. “apa kabar hari ini ? / ada yang bisa saya bantu”, atau dengan kata hangat dan akrab lainnya. Dengan kita menyapa orang lain maka orang itu akan merasa dihargai. Di dalam salam dan sapa akan memebrikan nuansa tersendiri
4) SOPAN, sopan ketika duduk, sopan santun ketika lewat didepan orang tua, sopan santun kepada guru, sopan santun ketika berbica maupun ketika berinteraksi dengan orang lain; 5) SANTUN, adalah sifat yang dimiliki olah orang yang istimewa, yaitu orang-orang yang mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya, orang-orang yang mengalah memberikan haknya untuk kepentingan orang lain semata-mata untuk kebaikan. sopan santun, yaitu merupakan gerak, kata atau tindakan kita untuk menghargai orang lain. Dengan cara gerak tindakan dan ucapan yang sopan dan santun kita akan membuat orang lain merasa di hargai dan dihormati
Sebelum menerapkan kepada peserta didik di sekolah, tentu guru-guru harus memberi contoh terlebih dahulu dengan memperaktekkannya dengan sesama rekan guru tersebut. Dengan guru mempraktekkannya peserta didik akan melihat dan mencontohnya, dan tentunya guru juga harus mensosialisasikan budaya 5S ini cara mensosialisasikannya bisa dengan berbagai macam cara, mulai dengan mengatakan kepada peserta didik tentang budaya 5S ini, dapat juga membuat semacam poster yang diletakkan didekat taman tempat peserta didik bermain atau dalam kelas. Selain itu dapat juga ditulis ditempat duduk peserta didik tepatnya dihalaman sekolah sehingga ketika peserta didik beristirahat mereka dapat membaca tersebut dan secara tidak langsung budaya tersebut dapat diinternalisasi kepada masing-masing peserta didik begitupun dengan warga sekolah lainnya. Selain itu, wujud kongkrit pengimplementasian lima nilai ini yaitu ketika pegi hari ketika peserta didik masuk ke gerbang sekolah, semua guru sudah berjejer menyambut kedatangan peserta didik dengan memberikan senyuman, sapaan, salam, sopan dan santun kepada peserta didik ataupun orang tua/wali murid yang mengantar peserta didik ke sekolah. dengan demikian, melalui penginternalisasian nilai-nilai tersebut kepada seluruh warga sekolah secara tidak langsung karakter peserta didik dapat dibentuk kearah yang lebih baik lagi.
Budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) di sekolah merupakan cita-cita iklim dan budaya di lingkungan sekolah. Namun, hal tersebut tidak selalu sesuai dengan harapan sekolah yang memajang tulisan tersebut. Tidak semua warga sekolah mengindahkan keinginan tersebut. Tidak hanya siswa, bahkan guru maupun pegawai juga mengacukan budaya tersebut. Sehingga lambat laun budaya 5S pun akan luntur. Dalam pembentukan karakter siswa melalui penerapan pendidikan berbasis karakter khususnya dengan membudayakan budaya 5S ini di sekolah, diharapkan seluruh pihak-pihak terkait seperti orang tua, guru, maupun warga sekitar turut berpartisispasi untuk membantu dan mendukung implementasi budaya 5S ini, sehingga karakter siswa dapat diarahkan dan dibentuk kearah yang lebih baik lagi.

Komentar